Belakangan banyak sekali isu-isu yang tampak ke permukaan. Isu
komunis, isu wahabi, dan isu kehamilan Lucinta Luna menjadi isu top three yang
kerap kita lihat di sosial media. "Bisa gak sih netizen gak ikut campur
urusan orang lain?!" ketik seseorang di laman komentar selebgram,
tanpa ia sadari dirinya telah mengikut campuri urusan orang lain.
Banyak pembela NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang
termakan oleh isu komunis. Rasa cinta terhadap negara meningkat, rasa benci
terhadap komunis juga semakin meningkat. Banyak pembela ustaz ahlussunnah juga
termakan isu wahabi. Rasa cinta terhadap ustaz ahlussunnah meningkat,
rasa benci terhadap wahabi juga meningkat. Urusan kehamilan Lucinta Luna, hanya
orang-orang yang terlalu memaksakan nalar yang mempercayainya.
Ini wajar, karena apa yang mereka cintai seakan diusik oleh
keberadaan isu-isu tersebut. "Dasar komunis bangsat", "Dasar
wahabi anjing", dan "Dasar Lucinta Tai" komentar netizen.
Membela negara dan agama adalah sebuah kewajiban, membela Lucinta
Luna adalah sebuah kegabutan. Tetapi memaki dan berburuk sangka bukanlah
solusi. Kelebihan kita, membela mati-matian. Kekurangan kita, doyan memaki.
Netizen pun gamam bukan
kepalang, berkoar dianggap salah, diam dianggap tidak benar. Kelabu memang,
tidak ada bedanya seperti lelaki menghadapi wanita PMS. Serba salah. Makanya Raisa bikin lagu judulnya serba
salah. Itu untuk kalian para lelaki.
Penebar isu tidak akan hilang sampai Dajjal
dan Ya'juj Ma'juj musnah. Itu berarti, isu-isu akan selalu hadir berdampingan dengan hidup manusia di muka bumi. Semakin kita marah akan isu, semakin senang si
penebar isu. Karena memang itu yang mereka inginkan, kebencian. Kalau ingin hidup tanpa isu, cobalah ke planet Mars.
0 komentar:
Post a Comment